Mendampingi Tumbuhkembang Anak Remaja

Berikut ini adalah tulisan dari Bunda Elly Risman. Beliau merupakan pakar parenting. Beliau dikenal sebagai tokoh yang sangat gigih dalam menyauarakan perlunya orang tua mendidik anak dengan sungguh-sungguh. Saya pribadi sangat mengagumi perjuangan beliau. Dan kali ini tema yang beliau angkat adalah tentang cara mengasuh anak remaja. Ya, anak remaja atau pemuda ini memang perlu kehati-hatian kita sebagai orang tua atau guru dalam mendidik mereka. Karena masa ini adalah masa-masa yang sulit bagi mereka. Nah berikut ini tulisannya yang saya rewrite dari buletin Yatim Mandiri.
_______________________________________________________

DAG DIG DUG MENGASUH ANAK REMAJA


Pentingnya mengasuh anak remaja
Orang tua seringkali mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak mereka yang sedang tumbuh remaja.  Anak yang sedang memasuki usia remaja biasanya mulai menunjukkan sikap memberontak dan menuntut banyak perhatian dari kedua orang tuanya. Seiring dengan itu terjadi juga perubahan dalam diri anak-anak kita baik anak perempuan maupun laki-laki.

Perkembangan otak. Memasuki usia remaja otak anak berkembang dengan sangat pesat dari awalnya mereka berpikir konkrit kini mereka juga bisa berpikir secara abstrak

Hormon. Hormon testosteron pada tubuh anak perkembangan 20 kali lebih cepat menyebabkan terjadinya perubahan fisik. Seperti wajah berminyak tungkai kaki memanjang hidung membesar dan sebagainya. Sayangnya belum tentu semua anak bisa menerima perubahan-perubahan ini sehingga dapat menimbulkan kekacauan emosi pada anak kita.

Kekacauan emosi atau emosi yang berayun, biasanya ditandai dengan banyaknya keluhan yang dirisaukan oleh anak. Antara lain ketidakpuasan terhadap dirinya, lingkungan, ditambah beban-beban pelajaran di sekolah dengan jam belajar yang panjang, juga les les tambahan yang membuat anak sulit memiliki waktu santai. Hal ini menyebabkan meningkatkan rasa cemas berkepanjangan dalam dirinya.

Ketika saat cemas itu datang aliran gelombang otak anak yang normalnya 10 putaran per detik meningkat menjadi 25 putaran per detik. Hal ini mengakibatkan sel-sel otak pada anak prefrontal cortex (PVC), bagian otak yang berada di depan, persisnya terletak di atas mata menjadi kelelahan. Kelelahan pada PVC ini pada akhirnya akan mematikan ribuan bahkan jutaan sel pada otak anak karena otak anak tidak di desain untuk menanggung stres dalam waktu lama. Lalu bagaimana menyelamatkan anak remaja kita?

Dibutuhkan 2L untuk para orang tua agar bisa memahami menerima dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak kita saat beranjak remaja yakni

1. Love atau cinta.

Bangun ikatan hubungan emosional dan komunikasi dengan anak berlandaskan cinta. Anak memiliki kebutuhan untuk didengarkan perasaannya agar emosi yang sedang ia alami bisa mengalir. Sebagai orang tua mendengarkan keluhan anak tidak hanya membutuhkan sepasang telinga tetapi juga membutuhkan hati jiwa dan mata kita. Dengan perhatian penuh anak merasa mendapatkan perhatian yang dibutuhkannya sehingga ia membangun kepercayaan pada orangtua untuk menjadi tempat berkeluh kesah tentang apa yang mereka rasakan dan beban beban yang menghimpitnya.

Komunikasi yang dibutuhkan hati jiwa mata dan telinga ini merupakan syarat utama orang tua agar bisa memeriksa setiap fase pertumbuhan Psikologi dan fisik anak-anak remajanya. Sebagai contoh faktor asupan makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Anak-anak yang sering makan makanan cepat saji cenderung akan menjadi gemuk. Pada anak laki-laki kegemukan bisa menyebabkan ukuran alat kelaminnya tidak sebesar ukuran normal anak seusianya. Nah jika sejak kecil kita tidak terbiasa membangun komunikasi yang hangat Bagaimana kita bisa tahu bahwa remaja kita cemas tentang ukuran alat kelaminnya yang berbeda dari teman-temannya? Padahal di sisi lain masalah ini ternyata sebenarnya juga membutuhkan pengobatan medis sejak dini sebelum mereka memasuki usia remaja.

Keterbatasan waktu seringkali menjadi kendala bagi banyak orang tua untuk bisa mendengarkan perasaan-perasaan anak secara penuh apalagi bagi orang tua yang bekerja biasanya saat pulang kerja sudah kehabisan energi belum lagi jika ada pekerjaan yang dibawa pulang dan harus diselesaikan sesegera Mungkin kondisi ini memaksa anak harus berebut perhatian dengan tugas-tugas kantor orang tuanya. Bahkan gawai (gadget) yang selalu dalam genggaman sang ayah dan ibu.

Sebaiknya Saat memasuki rumah para orang tua menyiapkan diri dan tubuh untuk memberi perhatian pada anak. Singkirkan semua masalah masalah kantor dan aneka gawai sejenak saja untuk memberi waktu pada anak kita berbicara.

2. Logika 


Mengasuh anak tidak cukup hanya mengandalkan cinta namun juga membutuhkan logika yang menuntut komitmen dan kerja keras. Dengan perkembangan otaknya secara penuh, kita juga harus mendidik dan mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan mengenalkan anak-anak pada rasa kecewa sakit sedih dan jatuh bangun. Jika anak dibiasakan hidup dengan aman dan sempurna mereka akan kesulitan belajar memahami penderitaan. Karena bentuk-bentuk penderitaan diatas merupakan salah satu bentuk pelajaran tentang hidup kenalkan juga anak sikap tanggung jawab dan konsekuensi dari semua perilakunya.

Saat anak sedang belajar tentang rasa sakit atau kecewa Orang tua harus berperan sebagai jaring pengaman emosi bagi anak dampingi dan bantu mereka bangkit dari rasa sakit bersih mereka kesempatan belajar menentukan pilihan-pilihan dalam mengatasi masalahnya dan mengerti setiap konsekuensi yang timbul atas keputusannya. Dengan begini kelak saat anak beranjak dewasa mereka bisa mempunyai sikap dan integritas.

Jadi Mari kita bangun komunikasi yang baik dan hangat berlandaskan cinta sehingga kita bisa menjadi jaring pengaman emosi bagi anak-anak remaja. Keberhasilan mereka mengatasi Gejolak emosinya di masa remaja akan membentuk karakter mereka kelak di masa depan.
____________________________________________________
Semoga tulisan ini sangat bermanfaat bagi kita semua...

Referensi: Buletin Yatim Mandiri edisi Januari 2017

Posting Komentar untuk "Mendampingi Tumbuhkembang Anak Remaja"